Apakabarpati, 16 Maret 2012 - Kendala yang dihadapi nelayan di
Kabupaten Pati, semakin bertambah. Selain rencana Pemerintah yang akan
menaikkan harga BBM bulan april mendatang, nelayan juga harus bersiap
menghadapi permasalahan lain, salah satunya kecenderungan semakin
jauhnya daerah penangkapan ikan.
Saat membacakan sambutan tertulis Pj Bupati Pati Indra Surya pada
Peresmian Koperasi Tani Nelayan Mandiri & Sekretariat KTNA Pati,
Kamis siang, 15 Maret 2012, Asisten Pembangunan, Ekonomi dan Kesra Setda
Pati, Ir Purwadi MM mengatakan, nelayan sekarang juga menghadapi
kerusakan ikan hasil tangkapan yang masih tinggi. Sekitar 20 – 30%.
“Perebutan wilayah penangkapan dan kesenjangan penggunaan teknologi,
serta pelanggaran jalur penangkapan dan pelanggaran penggunaan alat
tangkap masih terjadi,” katanya.
Sementara untuk mengatasi permasalahan itu, Pemerintah Kabupaten Pati
mengupayakan penerapan penggunaan teknologi penangkapan ikan yang
semakin efisien, efektif dan ramah lingkungan. Upaya lain, memberikan
kemudahan akses permodalan dan sarana prasarana serta pengurusan ijin
dan penyederhanaan dokumen kepada nelayan.
“Sampai saat ini, nelayan di Kabupaten Pati terdiri dari 2.521 juragan,
dan 3.676 pendega yang tergabung dalam HNSI, KTNA, KUD Mina, Kelompok
atau Paguyuban Nelayan, dan Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan
(Pokmaswas),” jelasnya.
Menyinggung kuantitas kapal perikanan tangkap, Asisten Pembangunan,
Ekonomi, dan Kesra Setda Pati, Ir Purwadi MM mengatakan, di wilayah
Kabupaten Pati terdapat 125 kapal motor berukuran lebih dari 30 GT, 325
kapal motor berukuran antara 10 sampai 30 GT, dan 2.178 kapal motor
berukuran kurang dari 10 GT dan kapal motor tempel.
Saat melakukan penangkapan ikan, mereka menggunakan alat tangkap jenis,
purse seine, pancing/rawai, gill net, cantrang, dan bubu.(Red)